Thursday, August 6, 2009

Apa sih kriteria Pi eH Di itu?

Tulisan ini aku copy dari simpanan tulisanku awal tahun 2008 disini.


Apa sih kriteria Pi eH Di itu?

February 5th, 2008 by rucira

Hari ini, adalah sehari sebelum libur panjang di akhir pekan; karena dapat liburan publik tahun baru cina tanggal 7 dan 8; terus disusul hari sabtu dan minggu. Seperti biasa, pagi ini aku berangkat awal … sesampainya ke kampus….uuuh sepii banget ! orang-orang dah pada mbolos ilang semua….tapi bytheway, busway, runway dll….aku bertekad ngak mau bekerja…kerja target doooong, udah masuk semester 5 nich !udah harus selesai tahon akhir …ayooo cepetan lulus ! do’ain yach….hehehehe.

Tadi siang makan ame Isteri dan sahabatku akang Slamet,obrolan dimulai dengan topik yang ringan-ringan saja … tentang tempat kerjaku, tentang prof2 kita, tentang acara seminar…ahh…biasalah ngrumpinya anak sekolah yang kagek bisa keluar main hehehehe, jadi infonya cuma seputar fakultas dan kampus.

Topik sempat serius ketika obrolan sampe ke hentian kata "…sebenernya apa sih kriteria bisa disebut sebagai PhD selain harus menyiapkan tesis ?" …selanjutnya kami pun bungkam…kalo dilihat dari persyaratan akademik adalah harus menyelesaikan riset secara mandiri yang dipromotori dan dibimbing oleh tim pembimbing, lolos oral examination baik secara internal maupun eksternal … terakhir sudah nulis sebagai publikasi hasil risetnya minimal di 4 papers yang tersebar ke jurnal inter’ - 2 papers dan konferensi inter’ - 2 papers…

Tapi sebenarnya, apakah hanya itu ? kok nampaknya sekedar menjalankan rutinitas saja…artinya benarkah tujuan akhir pendidikan adalah gelar PhD atau itu merupakan awal pengabdian dari pelaku akademis…terus apa itu Pi eH Di yang sebenarnya… satu harga posisi prestis akademis dimana seseorang "diakui" secara legal telah sangat faham dan pula mampun menunjukkan bahwa hasil yang dikajinya telah memberikan kontribusi baru bagi perkembangan keilmuan pada satu bidang ilmu tertentu…

bagaimana ujian PhD yang sebenarnya…?

Keberhasilan-Usaha-dan-Komitmen

Menjadi sukses adalah dambaan setiap insan, begitu juga aku pun demikian ... sebagai seorang manusia biasa, kita memiliki keinginan untuk mendapatkan keberhasilan. Namun keberhasilan seperti apakah yang kita inginkan ? atau keberhasilan apakah yang menjadi harapan kita ?

Mengambil satu petuah bijak dari kawanku di email, bahwa ...
jika kita seorang yang bijak (bukan pecundang) maka satu keberhasilan yang kita dapatkan, tidak perlu ditunjukkan dengan membandingkan dengan keberhasilan orang lain, namun satu keberhasilan yang semestinya dibandingkan dengan tujuan awal yang telah kita gariskan atau tuliskan dalam sanubari sebelum melangkah.

Jika kita sukses mencapai apa yang menjadi tujuan kita, tentunya kegembiraan yang tidak berlebihan dan kesyukuranlah yang seharusnya diwujudkan. Kesyukuran untuk meyakinkan diri untuk tetap berusaha, dan untaian terima kasih tentunya dipanjatkan kepada Illahi robbi, karena tidak ada keberhasilan tanpa izinNya.

Untuk melangkah menuju kesuksesan diperlukan usaha dan komitmen. Usaha, jelas....yang dimaksudkan disini adalah kerja keras. Tanpa kerja keras, adalah hampir mustahil cita-cita bisa tercapai. Kedua, adalah komitmen....setiap pekerjaan memerlukan komitmen. Komitmen disini menurutku ada 3 untaian, yaitu komitmen kepada Tuhan, ialah keyakinan diri bahwa manusia hidup dengan membawa amanah dan setiap amanah akan diminta pertanggungjawabannya...Komitmen kepada Tuhan akan menjaga usaha kita untuk berjalan pada track yang benar dan senantiasa berada pada wilayah "putih";
kemudian komiten terhadap ummat atau masyarakat, bahwa karya yang kita usahakan sebaik-baiknya akan ditujukan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat. Sehingga, jerih payah yang kita lakukan bisa menjadi amal jariah dengan memberikan manfaat bagi masyarakat. Terakhir adalah komitmen terhadap diri sendiri, bahwa ketika amanah telah diberikan kepada kita maka kita perlu mengusahakan dengan sebaik-baiknya.


Diambil dari tulisan:

Monday, January 19, 2009

Keberhasilan-Usaha-dan-Komitmen

Wednesday, August 5, 2009

Bagaimana ujian PhD yang sebenarnya…?

Ini adalah sambungan tulisan sederhana dari tulisan lamaku disini.

bagaimana ujian PhD yang sebenarnya...?

Menurutku, ada beberapa pandangan yang bisa diikuti jika mengulas "pernyataan" di atas. Bagaimana sih ujian Doctor of Philosophy (PhD) yang sebenarnya atau senyatanya.

1. Ujian Formal, ini ujian yang biasanya harus diikuti oleh sebagian besar pelajar PhD atau doktor yaitu oral examination atau ujian oral baik yang bersifat terbuka maupun tertutup. Kalo di S-1 atau sarjana biasanya dikenal sebagai ujian pendadaran. Ujian ini dilakukan untuk mempertahankan hasil penelitian mandirinya di depan para penguji (profesor penguji).

2. Punya publikasi internasional. Di beberapa universitas, ada syarat bahwa seorang pelajar PhD akan diluluskan (diakui) kontribusi penelitiannya jika berhasil mempublikasikannya di jurnal internasional (terakreditasi). Jumlahnya tergantung dari aturan universitas atau fakultas terkait. Kadang juga tergantung aturan profesor pembimbingnya. Bisa satu...dua, tiga bahkan lebih. Level jurnal internasional-nya pun beragam. Ada yang level harus terindeks di beberapa site indeks jurnal misalnya SCOPUS, atau ada yang harus tercatat dalam ISI dan berimpact factor, ada juga yang cukup jurnal asing (di luar negaranya) dan memiliki reputasi yang cukup untuk dianggap sebagai jurnal internasional. Syarat ini sangat sulit ditetapkan secara pasti...semuanya terserah aturan masing-masing fakultas. Namun, ada juga lo, dibeberapa negara, tesis PhD cukup mengumpulkan 3 naskah jurnal internasional dan dijilid sebagai tesis.

3. Punya produk yang jelas...nah kalo ini lebih ke applied sciences. Biasanya diukur dengan produk aplikasi yang jelas. Misalnya jika berbau engineering, produk PhD harus berupa sesuatu produk yang bisa digunakan dalam bidang ke-engineering-an, misalnya menghasilkan metode atau alat untuk menngontrol perubahan fase udara ke air dalam reaktor kimia tertentu, atau temenku juga yang kebetulan PhD lulusan salah satu institute research di tempatku belajar, produk PhDnya mendisain dan membuat alat untuk mendapatkan penyulingan hidrogen hingga kadar 90 %. Nah, ini juga salah satu ujian sebelum dinyatakan berhasil atau layak bergelar akademik Ph.D.

4. Ujian PhD bukan berakhir di submit thesis dan publikasi namun implementasi. Aku jadi ingat seorang yang sangat ahli di bidang seismik Dr. Abbiss, dalam emailnya kepadaku pernah menasehatiku....'The research is not done until it has been published!"
Artinya menurut yang aku fahami, PhD adalah awal...atau langkah pertama. Nah ujian PhD yang sebenarnya adalah bagaimana kita bisa mengembangkan karya-karya pengabdian dan memberikan kontribusi yang signifikan kepada masyarakat melalui penelitian yang bermutu. Tujuannya jelas, kemaslahatan umat dan tentu, produk tersebut bisa memperbaiki kualitas kehidupan manusia. kenapa harus perlu sampai PhD? pencarian ilmu dan penelitian yang bermutu perlu ada arah yang jelas...Selama menjalani pendidikan PhD secara mental dan psikis kita dilatih untuk berfikiran kreatif (menggali ide), inovatif (mencari solusi), logis dan rasional (memiliki asas yang kuat untuk berpendapat), sensitifitas terhadap masalah (mencari akar permasalahan yang sebenarnya) dan melatih kejujuran serta moral (menghargai karya orang lain, memberikan apresiasi terhadap kerja keras peneliti lain, dan menghasilkan karya sendiri yang berguna).

Kalo menurut Anda, bagaimana ujian PhD yang sebenarnya ? mungkin bisa menambah tulisan sebagai kriteria ke-5 dan seterusnya ?

Bagaimana mencari dan memilih Supervisor atau Academic Advisor yang tepat ? Bagian 1

Mencari dan memilih supervisor atau advisor yang tepat untuk studi kita merupakan satu tahap yang sangat penting dan dilakukan pada awal waktu sebelum kita melangkah memasuki program pendidikan PhD by research atau Master by research.

JIka program pendidikan pasca sarjana yang diikuti berdasarkan thesis only, pemilihan supervisor/pembimbing/advisor menjadi sangat mutlak pentingnya. Boleh dibilang, kesuksesan studi Anda bergantung kepada peran pembimbing Anda. Ini bukan melangkahi kuasa atau takdir Tuhan...bukan itu maksudku...namun lebih kepada dukung dan support. Jika pembimbing memberian support yang positif maka Anda tentunya (sebagian besar) memiliki potensi keberhasilan studi yang besar atau memadai.

Terdapat sedikit "tips" untuk mencari dan memilih pembimbing yang tepat. Tulisan ini sekedar berbagi pengalaman saja yang aku dapatkan atau dari cerita dan pengalaman kawan-kawanku yang telah dan sedang berjuang dalam program pendidikan pasca sarjananya baik di dalam maupun luar negeri.

Mencari pembimbing yang tepat !

Mencari pembimbing riset untuk program master dan doktor "by research", perlu dilakukan sebelum Anda mendaftar ke suatu perguruan tinggi/universitas. Ini tipsnya:

1. Pastikan Anda memilih bidang yang akan dipelajari/diambil, sesuai dengan keminatan Anda dan bakat/potensi Anda. Bidang studi menjadi sangat penting dan signifikan. Pertama menurutku adalah keminatan. Kita perlu bertanya kepada diri sendiri...Apakah bidang ini kita minati? Kalo menurutku, ini sangat penting, karena jika kita sudah sangat berminat dan ingin tahu, maka jika terjadi kesulitan di kemudian hari...kita masih punya semangat. Dan jika bisa menggabungkan peminatan dan potensi...berarti Anda sudah satu langkah lebih kedepan dalam mempersiapkan diri masuk ke pendidikan pasca sarjana Anda.

2. "Searching nama Professor" ... ini adalah tugas yang sangat penting. Setelah kita tahu apa bidang yang akan diterjuni, maka kemudian mulailah mencari satu per satu professor yang sesuai dalam bidang tersebut. List-kan nama professor satu per satu, cari alamat kontaknya secara jelas. Mencari professor bisa melalui internet (masuk ke web kampus/blog-nya/atau malah web-nya jika ada...), atau bisa melalui teman yang kebetulan sekolah pada universitas yang sama, atau kenalan, atau baca-baca jurnal/proseding, dll.

3. Baca CVnya dengan jelas dan lihat/ikuti research yang pernah dan sedang dijalankannya. Jika perlu mintalah latest journal paper atau latest research report yang dimilikinya. Atau jika Anda masih khawatir atau "takut" berkorespondensi...coba melakukan korespondensi dengan student-student-nya. Gali informasi sebanyak mungkin mengenai background keilmuan calon Professor pembimbing Anda.

4. Siapkan dulu CV Anda yang baik...tulis dalam format2 CV akademik yang bisa menunjukkan "kapasitas" Anda yang sebenarnya. Banyak format2 standar CV untuk akademik di internet. Anda bisa attach foto Anda dalam CV untuk berkorespondensi. Yang jelas..jangan lupa meletakkan afiliansi Anda saat ini (jika Anda) atau alamat yang bisa dihubungi (biasanya cukup dengan email dan nomor telepon).

5. Berusaha berkorespondensi....ini bagian yang paling sukar dan butuh kesabaran. Jangan pernah patah semangat....Tulis surat yang baik...gunakan bahasa yang baik, terarah dan menunjukkan maksud Anda secara jelas bahwa Anda berminat untuk studi di bawah bimbingannya dan berminat dalam bidang yang ditekuni oleh professor saat ini. jangan gunakan bahasa yang terlalu meninggi (terlalu up-grade "diri), namun juga jangan terlalu bergaya "terlalu rendah diri". Mungkin, ketika Anda menuliskan surat ketertarikan ini dan menghantar ke 50 profesor, hanya 5 atau 6 professor yang reply secara positif kepada Anda..! Sekali lagi jangan patah semangat ! Ini adalah hal yang sangat biasa.

6. Carilah referensi akademik bagi Anda...ini sangat penting. Referensi akademik menjadi rujukan bagi professor untuk menilai kelayakan akademik Anda untuk bisa masuk ke dalam bimbingannya. Anda bisa menghubungi dekan, atau kajur atau mantan pembimbing skripsi atau tugas akhir Anda untuk memberikan referensi yang positif kepada Anda.Referensi akademik menjadi salah satu dokumen penting dalam berkorespondensi dengan professor dan juga ketika Anda mendaftar di perguruan tinggi tersebut.

...bersambung

Monday, March 23, 2009

Lahir Kumpulan Tulisanku (di) Seputar Ilmu, Wawasan dan Renungan

Pagi ini, 24 Maret 09, ditengah menulis "research report" ... aku sign-in ke Blog rucira.blogspot.com, yang hampir-hampir tiada aktivitas sejak 6 bulan belakangan ini. Lalu kuputuskan memisahkan tulisan-tulisanku yang serius ke dalam satu "tempat" blog baru yang merupakan "cabang" dari "induknya".

Blog ini didedikasikan untuk tulisan-tulisan menarik yang ku-petik (cited) dan ku-ambil (referred) atau yang berasal dari ketikan2 jemariku yang mengalir dari sumber ide atau pemikiranku. Atau, juga tulisan2 mengenai riset dan perjalanan keilmuanku..yang semuanya ingin dibagi-bagi (sharing) dengan pembaca semua.

Semoga memberikan manfaat ...

Karenaku ingat petuah bijak "ilmu bukan milik individu..ilmu harus dibagi"